Menengok Pohon Randu Alas di Candimulyo

Pohon Randu Alas, Mranggen, Kebonrejo, Candimulyo, Magelang

Pohon besar mungkin sudah terlalu banyak tapi kalau pohonnya besar sekali dan umurnya sudah mencapai ratusan tahun mungkin bisa menimbulkan rasa penasaran dan rasa ingin tahu kita, seperti apakah bentuk pohon itu?


Nah... Perjalanan kali ini saya di temani oleh seorang teman yang bernama Irwan Pratama kebetulan rumahnya daerah Candimulyo dan dekat dengan lokasi yang dituju. Sedikit bocoran dari saya nih, sebelum melakukan perjalanan di tempat baru yang saya belum paham lokasinya biasanya saya mencari teman yang rumahnya dekat dengan tempat tujuan jadi selain bisa jadi pemandu, intinya bisa langsung ketemu tempatnya dan kita juga dapat tempat istirahat, lumayan kan bisa dapat minuman gratis hehehe...


Siang hari saya langsung menuju rumah Irwan, setelah ketemu dan ngobrol-ngobrol sebentar akhirnya perjalananpun dimulai. Sebenarnya lokasinya memang agak dekat tapi karena di daerah yang lumayan masih pedesaan jadi terkesan jauh, apalagi berangkatnya melalui jalur yang bukan jalan utama. Diawal pejalanan saya sempat berfikir benar tidak jalan yang dilewati karena hanya melewati area perkebunan dan jalannya pun masih tatanan batu kecil belum di cor atau aspal, ternyata Irwan ingin menunjukan sebuah pohon yang sudah ada semacam rumah pohon kecil yang bisa dinaiki untuk sekedar duduk atau selfie tapi menurut saya tempatnya agak ngeri karena yang ada hanya pohon beringin dan suasananya seperti itulah, mungkin bisa dibayangkan sendiri jadi maaf ga ada fotonya ya hehehe...

Lanjutkan perjalanan setelah mungkin 15 menit lebih dan setelah melewati jalan yang masih tatanan batu belum dihaluskan akhirnya sampailah disebuah dusun bernama Mranggan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Dari masuk dusun Mranggan sudah bisa diliat sebuah pohon besar yang menjulang tinggi yang letaknya di perkebunan belakang rumah-rumah warga, sepertinya kita sudah sampai ditujuan dan itulah pohon randu alas yang di maksud.

Kebetulan waktu sampai di pohon randu alas yang memang bentuknya sangat besar, tinggi dan terlihat masih kokoh berdiri, saya bertemu dengan Bapak Dul Gani yang usianya sekitar 75 tahun salah satu warga sekitar yang ternyata cukup tahu tentang pohon tersebut dan akirnya beliaupun bercerita banyak tentang keberadaan pohon randu alas tersebut.


Cerita Pak Dul Gani dimulai dari lingkar pohon yang dulunya pernah di ukur oleh rombongan dari Semarang (entah dari mana karena penjelasannya kurang jelas) kelilingnya mencapai sekitar 19,5 meter dan sekarang mungkin bisa lebih dari 20 meter, kemudian usia pohon yang mungkin bisa mencapai 500 taun lebih karena dari cerita turun temurun yang bisa dibilang Pak Dul ini sudah generasi ke 5 pohon tersebut sudah ada. Bisa dibayangkan kalau usia orang tua, kakek, hingga kakek dari kakeknya pak Dul pada waktu meninggal misalnya diusia 80 tahun jadi total usia pohon randu alas sudah 400 tahunan sampai sekarang.

Ada cerita lain tentang pohon randu alas tersbut dimana ada sebuat lubang dibagian atas yang merupakan rumah dari luwak dan jumlahnya pun hingga mencapai ratusan, kemudian beliau menunjukan beberapa gundukan di pohon yang menurutnya mirip dengan bentuk-bentuk binatang seperti luwak dan lainnya. Lubang rumah luwak tersebut sekarang sudah tertutup hanya terlihat seperti rongga di pohon, dulu mungkin lubangnya hanya beberapa meter saja dari tanah kalau sekarang sudah di bagian atas pohon. Masih dari cerita beliau bahwa dulu juga sempat ada kabar kalau tempat disekitar pohon harus dibersihkan karena kemungkinan bisa jadi tempat wisata, hingga akhirnya beberapa pohon bambu yang menutupi pemandangan pohon randu alas ditebangi dan jalannya dibersihkan, rencananya nuga akan dibuatkan tempat duduk di sekitar pohon.

Teman saya sempat mendengar cerita tentang pohon tersebut yang katanya pernah akan ditebang tetapi tidak bisa dan cerita itupun dibantah oleh Pak Dul, karena cerita yang sebenarnya bekas goresan yang ada di pohon merupakan bekas cacahan permainan masa kecil dan pak Dul sendiri tidak menyangka kalau akan membekas sampai sekarang bahkan bekas goresannya makin meninggi.

Setelah selesai obrolan dengan pak Dul karena beliau ingin melanjutkan pekerjaan dan beliaupun sempat menawari untuk berkunjung ke rumahnya (ini bukti keramahan warga Magelang), tidak lupa saya meluangkan waktu untuk ambil beberapa foto buat kenang-kenangan dan untuk di upload di media sosial pastinya 😁


Tambahan untuk rute bisa dari canguk arah candimulya, kemudian ambil kanan setelah sampai kembaran (setelah SD) belok kiri, masuk desa ke dua belok kanan masuk jalan cor blok, dari situ ikuti saja jalannya dan jangan lupa selalu pakai GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) untuk bertanya-tanya supaya tidak tersesat dan sampai tujuan.

Selamat berkunjung dan nantikan perjalanan Arya berikutnya.

By : Arya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunset di Tengah Desa Prajegsari

Sunrise dari Punthuk Gajah Mungkur Borobudur